ありがとう ございます

Rabu, 12 Januari 2011

Mitos dan Legenda Jepang

1. Jenis
Secara garis besar, cerita rakyat Jepang berdasarkan isi dan bentuk dibagi menjadi 3 kelompok: cerita zaman dulu (昔話 mukashibanshi?), legenda (伝説 densetsu?), dan cerita masyarakat (世間話 sekembanashi?).
1. 1. Cerita zaman dulu
Lokasi cerita dan tokoh-tokoh dalam cerita bersifat fiktif, sedangkan waktu kejadian adalah masa lampau yang tidak dijelaskan secara pasti. Ciri khas adalah kata "mukashi" atau "mukashi, mukashi" (zaman dulu kala) yang digunakan untuk kalimat pembuka. Kalimat dalam cerita sering menggunakan kata "attasōna" atau "atta to sa" yang berarti "konon" atau "kabarnya menurut orang zaman dulu". Cerita sering diakhiri dengan kalimat "Dotto harai" yang berarti "Tamat" atau "Mereka bahagia selamanya".
Pencerita yang tidak memandang perlu untuk meyakinkan pendengarnya bahwa cerita yang disampaikannya benar-benar terjadi. Kebenaran cerita tidak diketahui pasti, tapi kemungkinan besar tidak pernah terjadi.
Beberapa judul cerita zaman dulu:
             Momotaro
             Kakek Pemekar Bunga
             Kintaro
             Pertarungan Monyet dan Kepiting
             Gunung Kachi-kachi
             Balas Budi Burung Bangau
             Urashima Taro
             Patung Jizo Bertopi Bambu
             Periuk Bunbuku
             Issun-Bōshi
             Shita-kiri Suzume
1. 2. Legenda
Isi cerita umumnya tentang kepercayaan, dan peristiwa tentang asal-usul tempat, bangunan, kuil, desa, pohon, batu, mata air, gunung, atau bukit yang dipercaya orang sebagai pernah ada. Selain itu, isi cerita bisa berupa legenda sejarah, tokoh sejarah, asal-usul adat istiadat, dan hal-hal tabu. Tokoh, waktu, dan lokasi diceritakan dengan pasti.
Tokoh utama biasanya adalah tokoh sejarah yang benar-benar ada seperti Kobo Daishi, Minamoto no Yoshitsune, tokoh yang kalah perang dan melarikan diri untuk bersembunyi (ochūdo), atau golongan hantu (Yōkai) seperti oni, tengu, dan kappa.
Pencerita sedikitnya ingin pendengar percaya dengan cerita yang dituturkan, dan sebagian orang percaya bahwa cerita mengandung kebenaran. Beberapa judul legenda bisa digolongkan sebagai cerita zaman dulu:
             Putri Kaguya
             Tanabata
             Banchō Sarayashiki
1. 3. Cerita masyarakat
Isi cerita berupa desas-desus tentang tokoh terkenal, keluarga, atau desa. Selain itu, cerita dapat berupa "kisah nyata" dari kejadian sehari-hari yang dialami sendiri oleh orang yang bercerita (misalnya pengalaman melihat hantu), cerita aneh, cerita lucu, atau cerita erotis. Cerita harus sudah dituturkan secara berulang-ulang, dan tidak termasuk gosip sewaktu mengobrol yang umumnya hanya diceritakan sekali.
Orang yang bercerita mengaku dirinya mengalami sendiri kejadian yang diceritakan, atau menuturkan kisah yang menurutnya benar-benar pernah terjadi. Selain orang yang bercerita, tokoh utama bisa berupa tetangga, sanak keluarga, atau kenalan. Legenda urban dapat disebut cerita masyakarat zaman modern. Sumber dari cerita mulut ke mulut biasanya pengelana yang bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, atau orang desa yang bekerja di kota.
Cerita jenis ini tidak memiliki judul yang baku, dan bisa berupa apa saja, seperti pengalaman ditipu kitsune, atau cerita hantu Hanako di kamar kecil sekolah.


MITOS KIRIN DALAM LEGENDA JEPANG

Qilin (Mandarin:
麒麟; pinyin: qílín; baca: ch'ilin), atau sering disebut Kirin oleh orang Jepang, adalah makhluk mistis yang banyak muncul dalam kebudayaan Asia Timur, dan dikatakan bahwa makhluk ini muncul bersamaan dengan munculnya Sage. Dikatakan ini pertanda baik yang membawa rui (Mandarin: ; pinyin: ruì; terjemahan: "kemakmuran"). Qilin sering digambarkan diselimuti oleh api di seluruh tubuhnya. Terkadang Qilin disebut sebagai "Chinese Unicorn" (Kuda Sembrani Cina) karena kemiripannya dengan Unicorn di daerah Barat.

Cerita mengenai Qilin pertama kali ditemukan pada abad ke-5 SM (Sebelum Mashehi) pada buku Zuo Zhuan. Bentuk Qilin dibuat dari bayangan orang berdasarkan sejarah dan fiksi. Pada saat itu, banyak bayangan mengenai Qilin yang berbeda-beda, salah satunya Qilin diperkirakan berbentuk Jerapah. Maka dari itu, hingga kini orang jepang menyebut Jerapah sebagai "Kirin" (Kanji:
麒麟).

Ada pula yang mengatakan bahwa Qilin adalah Macan Putih penjaga gerbang barat yang memiliki kekuatan petir. Akan tetapi, pendapat itu salah sebab di Cina Macan Putih ini dinamakan Pai Hu (Mandarin:
白虎 ; pinyin: Bái Hǔ).

Meski terlihat menyeramkan, Qilin hanya menghukum orang-orang jahat. Qilin dapat berjalan di rumput tanpa mengelurkan suara dan juga di air. Sebagai makhluk yang baik, Qilin tidak memakan daging. Dikatakan Qilin merupakan makhluk penyayang sehingga ketika ia berjalan, ia tidak akan menginjak 1 pun makhluk hidup. Dikatakan pula bahwa Qilin hanya muncul di daerah yang penguasanya baik dan bijaksana atau di rumah yang tentram.

Qilin adalah makhluk yang lembut, akan tetapi ia dapat menjadi ganas bila seorang manusia menjadi pendosa. Ketika Qilin marah, bola-bola api akan menyembur dari mulutnya dan ia akan menunjukkan kemarahannya yang menakutkan.

Beberapa cerita mengatakan Qilin adalah peliharaan suci milik dewa. Maka dari itu, tarian tradisional Qilin dinali tinggi setelah Tarian Tradisional Naga dan Phoenix.


-Mulai sekarang Qilin diganti menjadi Kirin (karena pembahasannya di Jepang)-

Seni di Jepang menggambarkan Kirin lebih mirip rusa. Selain itu, digambarkan juga sebagai Naga yang berbentuk mirip Unicorn di Eropa, tetapi memiliki ekor banteng bukan ekor singa.
Di Cina, Kirin dikategorikan sebagai makhluk mitologi ke-3 terkuat setelah Naga dan Phoenix, tapi di Jepang Kirin menempati urutan pertama terkuat.

MITOS BIJUU DALAM LEGENDA JEPANG

Bijuu adalah makhluk-makhluk legenda dari mitologi Jepang. Kebanyakan dari mereka bertubuh besar dan berkekuatan menakjubkan. Mereka tersebar di seluruh daerah Jepang.
Kekuatan chakra/ stamina mereka diklasifikasikan melalui banyaknya jumlah ekor mereka. Seperti Shukaku si ekor satu memiliki kapasitas chakra terendah dari semua bijuu. Tidak semua bijuu bertubuh besar. Seperti Kaku, si luak berekor tujuh yang ukuran tubuhnya tidak terlalu besar. Bijuu dengan ukuran kolosal adalah Yamata no Orochi yang besarnya melebihi tujuh buah gunung. Ini dikarenakan kekuatan Kusanagi no Tsurugi yang sangat besar.
Para bijuu ini hanyalah mitos yang ada di Jepang. Kabarnya roh-roh mereka disegel di 9 kuil di Jepang. Para bijuu ini juga ada mahluk yang setengah dewa maupun peliharaan dewa. Raijuu dulunya adalah dewa sebelum kekuatan kegelapan Yamata no Orochi membuatnya menjadi monster. Nekomata juga adalah peliharaan dewa kematian.

Legenda Peperangan Kuno Sembilan Dewa

Dalam legenda dan mitologi Jepang, dikenal adanya perang sembilan dewa atau “Ancient war of nine Gods”. Perang besar ini terjadi di masa lalu yang belum bisa diperkirakan kapan dan dimana. Peperangan ini adalah peperangan antar Yokai atau siluman yang memiliki kekuatan luar biasa dan disebut sebagai makhluk-makhluk setengah dewa. Mereka saling bertarung satu sama lain. Bahkan, Hokou dan Nekomata membentuk aliansi dan mencoba mendominasi pertempuran. Akhirnya hanya tersisa dua Bijuu yang setingkat dewa yang akhirnya akan menyelesaikan peperangan panjang dan melelahkan ini. Peperangan ini berakhir setelah Yamata no Orochi dan Kyuubi no Yokou bertemu dan bertarung selama 100 tahun. Kyuubi memenangkan pertarungan ini karena dia memiliki chakra yang tidak terbatas. Partisipan peperangan ini adalah semua Bijuu yang ada dalam mitologi Jepang. Mereka semua akhirnya tersegel dalam kuil-kuil yang tersebar di seluruh Jepang. Berikut ini adalah daftar Bijuu yang mengikuti perang ini:

Shukaku / Ichibi (ekor satu)
Dulunya Shukaku adalah seorang pendeta dari Nara yang berubah menjadi monster karena kekuatan Yamata no Orochi. Dia lalu berubah menjadi rakun raksasa. Kepribadiannya yang ceria, menyenangkan, sangatlah konyol dan senang bermain-main, sesuai dengan habitat Tanuki. Memiliki kehidupan seksual yang ceria, sama seperti rakun pada umumnya. Dia hidup dari jiwa orang-orang yang mati karena pasir dan angin. Tato ungu diseluruh tubuhnya menandakan julukannya sebagai dewa angin.

Gambaran Tanuki yang konyol masa kini telah dikembangkan sejak era Kamakura. Mereka digambarkan seperti anjing rakun besar dengan skrotum yang berukuran raksasa yang menggambarkan Tanuki dalam pandangan artistik yang deskriptif. Tanuki biasa digambarkan dengan testikel mereka yang menggantung di punggung atau dijadikan gendang. Tanuki biasa digambarkan juga dengan perut yang ekstra gendut. Perut mereka juga biasa digambarkan sebagai gendang yang ada di gambaran untuk konsumsi anak-anak di Jepang. Laporan lain mengatakan bahwa Tanuki ialah anggota masyarakat yang tidak berbahaya dan produktif. Beberapa kuil memiliki cerita tentang Tanuki yang bisa menyamar. Kisah yang populer salah satunya ialah Bunbuku Chagama yaitu seorang biksu yang ditipu Tanuki yang mengubah diri menjadi ketel teh. Ada pula yang mengatakan Tanuki sering menipu pemburu dengan menjadi ranting pohon dengan merentangkan tangannya dan menunggu pemburu menjauh dan menjatuhkan diri dari pohon. Terkadang Tanuki juga menipu para pedagang dengan menukarkan barang dengan dedaunan yang mereka sihir sehingga menyerupai uang. Ada juga yang mengatakan kalau daun adalah bagian dari ritual sihir mereka.
Patung Tanuki biasa ditemukan di halaman warung dan kafe di Jepang. Biasanya mereka memakai tutup kepala mangkuk dan memegang botol sake. Shukaku sendiri berarti "peminum" yang sesuai dengan gambaran Tanuki itu sendiri. Kebanyakan patung menggambarkan Tanuki dengan perut besar, dimana ada pula yang menggambarkan skrotum besar sebagai tradisi. Itu juga bisa berarti kesuburan dan kecukupan.

Shukaku bertarung sebanyak lima kali, satu kemenangan atas Sokou, 3 kali kekalahan melawan Isonade, Nekomata dan Raijuu. Shukaku melarikan diri melawan Yamata no Orochi.
Takdir :Shukaku dikalahkan oleh biksu Nara yaitu Oraga Nakashimu dengan bermacam sihir.Lalu,biksu itu menggunakan “Alat Kekuasaan: Ketel Tanduk Rusa”untuk menyegelnya dalam Tempat Suci Angin.
Kemampuan : Hujan Pasir, juga menguasai manipulasi Angin dan Pasir.
Simbol Elemen : Angin(Dewa Angin).
Asal/ditemukan di : Gurun Pasir Nara.

nekomata / nibi (ekor dua)
Nekomata adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati.
Legenda mengatakan, awalnya Nekomata hanyalah seekor kucing peliharaan yang sering disiksa pemiliknya. Setelah si kucing mencapai umur sepuluh tahun, secara perlahan buntutnya akan terbelah menjadi dua bagian, bersamaan dengan meningkatnya kekuatan nujum (shamanism) dan sihir (necromancy) si kucing. Beberapa orang yang mempercayai ini biasanya memotong ekor kucing mereka karena takut berubah menjadi monster.

Nekomata memiliki berbagai macam ilmu sihir dan nujum, tetapi yang paling umum digunakan ialah membangkitkan orang mati dengan kehendaknya. Nekomata dikatakan dapat menciptakan dan mengontrol kematian dengan menggerakan buntutnya atau dengan gerakan kaki depannya. Nekomata memakan orang yang dibencinya, apabila pemiliknya lebih kejam, maka si kucing akan menjadi lebih sadis.
Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.

Beberapa cerita rakyat Jepang juga mengatakan bahwa Nekomata dapat merubah bentuk tubuhnya menjadi manusia; bagaimanapun, tidak seperti kebanyakan nekomusume, Nekomata betina cenderung terlihat sebagai wanita tua, memiliki kepribadian buruk, dan selalu menebarkan aroma menyeramkan disekitarnya, yang jika dihirup dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan penyakit dan wabah.

Dalam cerita mitologi Jepang perang sembilan dewa, Nekomata, yang memiliki simbol elemen kegelapan, mencoba untuk mendominasi peperangan. Ia membentuk Aliansi dengan Hokou untuk menyerang Kyuubi, namun usahanya gagal dan nyaris saja tewas dalam pertempuran. Dalam kondisi kritis, ia diselamatkan oleh dewa kematian. Dalam perang ini, Nekomata tercatat bertarung dalam tiga pertarungan; 2 kali menang melawan (Kaku dan Isonade) dan satu kali kalah (Kyuubi).

Takdir : Nekomata akhirnya dibunuh oleh Kyuubi, kemudian seketika jiwanya dipanggil oleh Dewa Kematian. Tubuhnya disimpan dalam Tempat Suci di Hutan Kematian,disegel oleh Dewa Kematian sendiri.
Kemampuan : Kematian, dapat mengontrol jiwa orang mati sebagai makhluk
kegelapan.
Simbol Elemen : Kegelapan (Dewa Kegelapan).
Asal/Ditemukan di : Hutan Setan Hokaido.

isonade / sanbi (ekor tiga)
Isonade adalah monster ikan dalam legenda Jepang. Ceritanya diteruskan turun temurun di Matsuura, Provinsi Hizen dan laut di Jepang Barat. Kisah ini juga terdapat dalam Ehon Hyaku Monogatari, sebuah kumpulan buku cerita aneh. Dalam literatur kuno Honsōsenkō, monster ini disebut Ōguchiwani (Ōguchiwani hiu bermulut besar).

Isonade berbentuk seperti hiu dengan tanduk di kepalanya serta memiliki tiga buah ekor dan tiga buah sirip, ia juga mampu mengendalikan air sesuai dengan keinginannya.
Ia pertama kali ditemukan di perairan Yamagawa dan hidup di kedalaman perairan Jepang bagian barat. Setiap beberapa bulan dia akan keluar ke permukaan untuk menghirup udara. Ketika dia melakukan hal ini dia akan menimbulkan badai dan ombak di perairan sekitarnya, semua kapal didekatnya akan tenggelam dan kemudian dijadikan makanan oleh Isonade. Dia juga sering menyerang kapal-kapal yang berlayar di lautan bebas.

Isonade memiliki bawahan bernama Samehada yang hidup di dalam perut Isonade dan membantu menambah chakranya hingga lima kali besar. Makanan samehada berasal dari sisa makanan yang dimakan Isonade.

Dalam cerita mitologi jepang perang sembilan dewa, Isonade, yang memiliki simbol elemen air, mengalami empat pertarungan; dua kali menang (melawan Kaku dan Shukaku), satu kali kalah (melawan Nekomata), dan satu kali melarikan diri (saat melawan Yamata No Orochi).

Isonade muncul kalau angin utara berhembus kencang. Perahu yang lewat di dekatnya akan diserang. Dia berenang dengan perlahan-lahan tanpa suara. Ketika laut tenang bagaikan diusap, isonade secara tiba-tiba menyerang mangsa dengan sirip ekor. Sebelum menyerang, dia tidak akan menampakkan dirinya. Mangsa dijatuhkan ke laut dan dimakan. Orang yang berada di atas kapal, tidak akan mengetahui kalau isonade sedang mendekat. Kalau orang sadar warna air laut sudah berubah, maka semuanya sudah terlambat.
Lalu, orang akan merasakan angin bertiup dari permukaan laut menyentuh tubuh. Angin itu berasal dari sirip ekor isonade. Kalau orang itu sadar isonade sudah datang, orang itu pasti sudah ditangkap olehnya. Bagi orang yang naik perahu, isonade merupakan makhluk yang benar-benar menakutkan. Tidak ada usaha pencegahan yang bisa dilakukan agar orang tidak dimakan isonade. Begitu ironis, alih-alih melaut menangkap ikan, orang ditangkap ikan. Menurut salah satu penjelasan, asal usul nama isonade, adalah permukaan laut yang bagaikan diusap (bahasa Jepang: naderu) ketika makhluk ini muncul dari bawah lain. Kisah lain mengatakan, ketika sirip ekornya menyerang orang, terlihat seperti sedang mengusap.

Menurut orang di kota Kumano, Prefektur Mie, kalau ada orang mati di pantai, orang "itu mungkin diusap isonade" (isonade ni naderareta nodarō). Menurut perkiraan peneliti yōkai bernama Katsumi Tada, isonade bukanlah makhluk imajinasi, melainkan istilah yang dipakai untuk menyebut paus pembunuh. Namun, paus pembunuh tidak memiliki sirip ekor penuh jarum seperti isonade. Berdasarkan fakta orang Jepang mulai berdagang ke Cina dan Asia Tenggara sekitar Zaman Muromachi, orang Jepang yang sampai di Asia Tenggara untuk pertama kalinya melihat buaya muara yang kulit di punggung hingga ke ekornya memiliki banyak tonjolan. Hal tersebut menjadi inspirasi untuk menciptakan monster isonade yang memiliki jarum-jarum di ekornya.

Takdir:Nelayan dan ksatria pemberani dari Yokohama,yaitu Takuma
Muramasa,mengorbankan dirinya di dua desa dengan aksi
berani,memancing Isonade mendekat dan menyegel bawahannya Samehada
dalam” Alat Kekuasaan:Pot Ikan Hiu” dan disegel dalam Tempat Suci Air.
Isonade lalu menjadi tak dapat memperoleh chakra tambahan, dan pada
akhirnya kelelahan dan dihisap oleh Segel Alat Kekuasaan di Tempat Suci
Air. Akibatnya, Isonade tidak dapat menggunakan chakra masif sehingga
tidak membahayakan manusia.
Kemampuan : Kekuatan air pada umumnya.
Simbol Elemen : Air (Dewa Air).
Asal : Empat kepulauan negara Nanju-Area Laut Yawagawa.

sokou / yonbi (ekor empat)

Soukou adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di gunung Fuji, Jepang. Sokou memiliki empat buah ekor dan menyebarkan gas beracun disekitar tubuhnya. Awalnya, Sokou adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Karena gas beracun dan abu vulkanik,ia berubah menjadi monster setengah petengger-ular.Petengger dan ular adalah suami istri dalam tubuh Sokou Apapun di sekitarnya akan lemas atau mati, karena racunnya. Menurut legenda,sewaktu ia hibernasi di Gunung Fuji, dengkurannya akan menyebabkan gempa vulkanik. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar gunung Fuji, Jepang. Hingga saat ini, beberapa orang masih beranggapan bahwa letusan di gunung Fuji disebabkan oleh dengkuran Sokou ketika sedang tidur.
Sokou bertarung 4 kali, 3 kekalahan oleh Shukaku, Kaku dan Hokou. Sokou melarikan diri ketika berhadapan dengan Raijuu. Sokou memiliki kekuatan fisik terlemah diantara Bijuu. Tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-6.

Takdir : Sokou disegeoleh ahli seni pemburu hantu, yaitu Yamazaki Ishiro dengan
“Alat Kekuasaan : Kurungan Bulan Jala”untuk menyegelnya di dasar Gunung Fuji.Sokou menjadi tak bisa mengeluarkan gas beracunnya dari gunung untuk selamanya.
Kemampuan : Mengendalikan racun, gas beracun, berbisa, dll.
Simbol Elemen : Racun.
Asal : Gunung Fuji Dekat Tokyo.

houkou / gobi (ekor lima)
Houkou adalah Bijuu yang berupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan setiap-tiap kekuatan elemental: Api, Angin, Air, Tanah, dan Petir. Itu bisa mengakibatkan kerusakan dahsyat bila digunakan. Kemampuannya ialah menggunakan semua elemen maupun mengkombinasikannya. Setiap elemennya juga bisa menyebabkan bencana tergantung jenisnya. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali lima elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Cukup aneh, dia adalah dewa ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.

Hokou bertarung 4 kali, 3 kali kemenangan didapat dari Sokou, Raijuu, dan Nekomata yang nanti akan menjadi sekutunya. Hokou mengalami kekalahan melawan Kyuubi, biarpun dia sudah dibantu oleh Nekomata, tetapi Kyuubi masih terlalu kuat baginya. Kekuatan fisik Hokou ada di peringkat ke 3 dan kekuatan chakra/stamina miliknya ada di peringkat ke-5.

Takdir : Setelah menerima luka parah,Houkou melarikan diri ke salah satu pulau
Jepang dan bersembunyi di suatu tempat dekat Gunung Api Kyushu-
pohon raksasa ,untuk memulihkan lukanya.Tetapi,posisi pohon
sebenarnya tidak diketahui oleh siapapun.
Kemampuan : Menyerang menggunakan campuran elemen; Houkou mahir di tiap-tiap kemampuan elemen, dan juga dapat menghasilkan semacam bencana alam.
Simbol Elemen : Ilusi (Dewa Ilusi).
Asal : Dekat salah satu gunung Api Kyushu(Kemungkinan Gunung Api Akase).

raijuu / rokubi (ekor enam)

Raijuu adalah Bijuu yang yang berbentuk seperti berang-berang, mempunyai 4 kaki dan kuku yang amat tajam. Bila meraung seperti guntur. Aslinya, dia adalah dewa petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar untuk keperluan pertarungan. Bulunya berwarna emas dan ujungnya berdiri. Memiliki enam ekor yang bentuknya seperti petir, seperti dewa petir kuno.
Raijuu juga digambarkan sebagai rekan Raiden, dewa guntur dari agama Shinto. Biasanya, Raijuu tenang dan tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi buas dan agresif ketika terjadi badai petir dan mengenai apa saja di sekitarnya, batu, pohon bahkan bangunan (orang dulu bilang bahwa pohon yang tersambar petir terkena cakaran Raijuu).

Ada juga yang mengatakan Raijuu tidur di perut manusia. Ini membuat Raiden menembakkan panah ke perut Raijuu tidur untuk membangunkannya, yang bisa membuat orang kesakitan. Orang-orang dulu tidur di perutnya bila cuaca sedang buruk. Ada pula yang mengatakan Raijuu hanya tidur di perut orang yang sedang tidur di luar.

Raijuu bertarung 5 kali. Dia menang atas Shukaku dan Sokou, dan kalah oleh Hokou, Yamata no Orochi dan Kyuubi

Takdir : Seorang ninja bernama Sarutobi dalam Legenda,mengalahkan Raijuu dengan efektif menggunakan teknik “Kinjutsu:Raikiri”. Apa yang sebenarnya terjadi dengan teknik itu menangkis listrik yang dilepaskan oleh Raijuu dengan memotongnya,membuat monster itu menerima serangannya sendiri,dan menderita luka(demikianlah dinamakan Pisau Listrik).Ia lalu disegel oleh Sarutobi dengan “Alat Kekuasaan : Penjara Listrik Tersembunyi” dalam segel Tempat Suci Petir.
Kemampuan:Api disebabkan oleh Kilat, Petir Listrik, Kilat Listrik, sihir Elemen Kilat

Raijuu juga bisa terbang seperti bola listrik api.
Simbol Elemen : Kilat (Dewa Kilat).
Asal : Di bawah tanah Tempat Suci Petir di kota Kyoto.

kaku / nanabi (ekor tujuh)
Kaku bisa juga disebut "mujina" adalah Bijuu berbentuk tupai. Kanjinya juga bisa dibaca sebagai Mujina, yaitu nama subspesies dari tupai (Meles Meles Anaguma) yang ada di beberapa tempat di Jepang. Dia berasal dari altar pengorbanan di pinggiran Nagoya. Kaku mempunyai tujuh ekor dan yang terkecil diantara para Bijuu, walaupun begitu dia adalah Bijuu terlicik dan paling "penyusup" dari sembilan Bijuu lainnya. Kaku memburu mangsanya dari dalam tanah sepanjang waktu. Dia membunuh dengan melongsorkan/menghancurkan bagian tanah dibawah mangsanya, membuatnya jatuh tepat di mulutnya yang sudah terbuka lebar.
Di atas tanah, dia bisa berubah menjadi apa saja, asalkan dia mempunyai tanah liat. Tubuhnya berwarna biru.

Dalam perang 9 dewa, Kaku bertarung 4 kali, dia menang atas Sokou, dan 3 kali melarikan diri dari Nekomata, Isonade, dan Yamata no Orochi. Walaupun tidak pernah kalah, tetapi dia melarikan diri 3 kali dari 4 kali pertarungannya. Walaupun tingkat chakra/stamina miliknya peringkat ke-3 (diatas Isonade dan Nekomata), tetapi dia lebih mementingkan kabur daripada bertarung. Mungkin disebabkan oleh kekuatan fisiknya yang rendah (peringkat ke-7).

Takdir : Tempat penyimpanan tanah liat Kaku di sebuah lubang ditemukan,dan
dibakar oleh Ksatria. Kaku menjadi tak dapat berubah, dan ia dikalahkan
oleh ksatria pemberani bernama “Ikkyo Soujin”, yang menyegelnya
dengan “Alat Kekuasaan : Altar Tanah Bekas” dalam segel Tempat Suci
Tanah.
Kemampuan :Transformasi (berubah wujud), Tanah Liat, sihir elemen tanah.
Simbol Elemen : Tanah (Dewa Tanah).
Asal : Altar Pengorbanan Bawah Tanah di pinggir kota Nagoya.

yamata no orochi / hachibi (ekor delapan)

Yamata no Orochi adalah Bijuu berbentuk ular. Dia memiliki mata berwarna merah darah, delapan ekor dan kepala (juga digambarkan dililit oleh akar belukar dan semak) dan memiliki kekuatan dari dunia iblis, simbol kejahatan. Setiap kepala Orochi melambangkan simbol: jiwa, hantu, kejahatan, iblis, dunia setelah kematian, dan kematian. Kekuatan sebenarnya dari Orochi seharusnya tidak terlalu besar, bahkan cenderung lemah. Seorang anggota klan Kusanagi, ketika menyerangnya melakukan kecerobohan, menggunakan pedang legendaris Kusanagi no Tsurugi. Karena itu, sebagai konsekuensinya, Yamata no Orochi mengambil alih pedang itu dan menyerap kekuatan yang ada didalamnya dan menjadi mahluk yang amat kuat, dan akhirnya menyimpan semuanya didalam tubuhnya. Dengan kekuatan barunya, Orochi mengeluarkan kekuatan kegelapan yang amat besar sehingga membangunkan bijuu yang lain, dan menjadi arogan. Orochi mengalahkan banyak bijuu tetapi dia dikalahkan oleh Kyuubi. Alasannya sederhana: kekuatan Kyuubi tidak terbatas, membuat sebuah lubang pada Kusanagi yang bahkan Enma dan Sarutobi tidak bisa menggoresnya sedikitpun. Dalam legenda, dia menyamai Kyuubi dalam hal kekuatan, tetapi dia mempunyai batasan.

Panjang tubuhnya melebihi besar 8 gunung, dia adalah bijuu yang terbesar. Aslinya, dia lebih lemah dari Hokou dan Nekomata. Tetapi, itu 1000 tahun sebelum pejuang pemberani mencoba mengalahkannya dengan Kusanagi no Tsurugi. Dalam prosesnya pedang itu terserap oleh Orochi, lalu memperbesar kekuatannya secara masif. Setelah itu dia bebas menggunakan kekuatan pedang itu dari perutnya.

Takdir : kabarnya yamata no orochi disegel dalam tubuh orochimaru. Yamata no
Orochi menunggu kedatangan jenius dari klan Yagami, yaitu musuh bebuyutan dari klan Kusanagi. Tujuannya adalah untuk membangkitkan Yamata no Orochi kembali untuk melawan Kyuubi sekali lagi. Karena kekuatan Yamata no Orochi bersemayam di dalam klan Yagami, kalau penerus telah muncul sebagai salah satu jenius dalam waktu 1000 tahun yang mana bisa membangunkan kemampuan Orochi, maka kemampuannya akan penuh kembali. Setelah proses ini selesai, maka tubuh jenius tersebut akan hancur dalam proses pemunculan kembali tubuh Orochi, yang memiliki kekuatan yang baru. Itu tak akan ditemukan sebelum pertempuran menentukan melawan Kyuubi, dan sanggup membunuh apapun, menghancurkan tempat yang seperti apapun, dan mendapatkan penglihatan tak terbatas (seperti yang dimiliki Kyuubi). Inti dari kekuatan Yamata no Orochi adalah sebentuk jutsu penyegelan terlarang. Segera setelah penerus klan Yagami cukup mapan untuk itu, kekuatan yang lebih besar akan muncul dalam kembalinya Yamata no Orochi
Orochi bertarung 5 kali, menang atas Shukaku, Isonade, Kaku, Raijuu, dan kalah mengenaskan atas Kyuubi. Kemampuannya bisa memanggil roh-roh jahat dari dunia lain dan kekuatan dari Kusanagi. Kemampuan chakra/stamina dan fisiknya satu tingkat dibawah Kyuubi. Karena itulah yamata no orochi dianggap setan/iblis terkuat setelah kyuubi.
Kemampuan : Pedang legendaris”Kusanagi no Tsurugi”, memanggil jiwa iblis.
Simbol Elemen : Kejahatan/Kegelapan.
Asal : Medan Pertempuran Kuno di Osaka.

Info tambahan:
Ada pula cerita yang mengatakan pembasmian ular raksasa berkepala delapan oleh Susanoo. Menurut legenda, sebuah kota kecil hidup dalam ketakutan seekor ular raksasa, dan setiap tahun penduduk kota mengorbankan seorang gadis untuk membuatnya tetap senang. Lord Susanoo mendengar tentang hal tersebut, dan memutuskan untuk membasmi sang monster. Dia membasmi monster itu dengan memberinya alkohol, dan memotong kepalanya ketika sedang mabuk. Ditengah-tengah tarian Kagura, ini bagian yang paling terkenal karena ia suka bersetubuh dengan isonade sang bijuu berekor 3.

kyuubi no yokou / kyuubi (ekor sembilan)
Bijuu dengan bentuk rubah berekor sembilan dan merupakan yang terkuat diantara para Bijuu. Alasan kenapa dia sangat kuat amat sederhana: dia mempunyai chakra yang tidak terbatas, membuatnya pantas menyandang nama "Raja para Bijuu". Kekuatannya berasal dari segel api miliknya. Setelah bertarung selama 100 tahun dengan Yamata no Orochi, segel itu menjadi kelelahan; tetapi Kyuubi masih bisa bertahan dan berdiri. Dia juga licik dan cerdas. Cara berbicaranya sangat sadistis dan sarkastik begitulah kelakuannya. Kyuubi no Yokou adalah Bijuu terkuat dalam Mitologi Jepang. Tubuhnya ditutupi bulu berwarna merah; Kyuubi melambangkan elemen api. Kemampuannya amat luar biasa. Karena belum pernah dikalahkan sekalipun oleh Youkai, kekuatan sebenarnya tidak bisa diukur. Ekornya mengeluarkan pusaran angin dengan cara diputar dengan cepat, dan Kyuubi mampu merobek musuhnya dengan cakar raksasa miliknya. Bulu-bulunya bisa mengeluarkan bola api seperti meteor yang tak pernah habis, cukup untuk menghancurkan sebuah desa dengan cepat. Dalam peperangan 9 dewa, Hokou mengalami cedera parah, dan Nekomata hampir mati; bila tidak ditolong dewa kematian karena berani menantang Kyuubi. Yamata no Orochi bergantung pada Kusanagi no Tsurugi, pedang klan Kusanagi untuk mengalahkan Kyuubi, tetapi bisa dikalahkan dan mata pedang dari pedang tersebut menjadi retak. Padahal Sarutobi sasuke, si ninja legendaris dan Enma si raja monyet tidak bisa menimbulkan goresan sedikitpun pada Kusanagi. Ini menggambarkan kekuatan Kyuubi yang luar biasa.
Kyuubi hanya bertarung 4 kali dan semuanya dimenangkannya, yaitu melawan Nekomata dan Hokou, Raijuu, dan Yamata no Orochi, yang lain pada takut sama kyuubi.

Takdir : Di suatu tempat, Kyuubi terus menerus membunuh orang-orang yang ada
di jalannya untuk mencari siapa yang membangunkannya. Yamata no
Orochi tidak memberitahu siapa yang telah membangunkannya, walaupun
ternyata Yamata no Orochi sendiri yang telah membangunkannya.
Kemampuan : Chakra tidak terbatas, pengendali api, dan cakar yang mematikan.
Simbol Elemen : Api (Dewa Api).
Asal : Tidak diketahui (hidup berpindah – pindah)

MITOS SUSANOO DALAM LEGENDA JEPANG

Susano'o (
須佐之男/スサノオ) atau juga disebut Tatehaya Sosano wo no Mikoto (建速須佐之男命) adalah dewa laut dan badai dalam agama Shinto. Susano'o adalah saudara dari Amaterasu (dewi matahari) dan Tsukuyomi (dewa bulan). Mereka bertiga adalah anak dari Izanagi yang lahir ketika Izanagi membersihkan dirinya (mencuci wajahnya). Susano'o lahir ketika Izanagi mencuci hidungnya. Pada suatu hari, Izanagi memerintahkan Susano'o untuk pergi ke dunia meninggalkan surga. Sebelum kepergiannya, Susano'o pergi kepada Amaterasu untuk mengucapkan selamat tinggal. Amaterasu merasa curiga terhadap kedatanggannya, maka dari itu, Susano'o mengajukan sebuah tantangan untuk menunjukkan ketulusan hatinya. Amaterasu setuju. Susano'o dan Amaterasu saling bertukar benda, dan dari benda tesebut mereka harus melahirkan dewa-dewi. Amaterasu melahirkan 3 dewi dari pedang Susano'o, sedangkan Susano'o melahirkan 5 dewa dari kalung Amaterasu. Amaterasulah yang menang karena barang milik Amaterasu melahirkan 5 dewa. Hal ini membuat Susano'o marah. Kemudian Susano'o mengahncurkan sawah milik saudaranya itu dan membunuh salah satu pengikutnya.Setelah kejadian itu, Amaterasu bersembunyi di dalam Ama-no-Iwato (Goa batu surga). Karena Amaterasu bersembunyi, otomatis langit menjadi gelap karena matahari tidak muncul. Susano'o dihukum di sebuah desa.

Di desa itu, ia bertemu sepasang kakek-nenek yang sedang bersedih. Susano'o menghampiri kakek-nenek tersebut dan bertanya mengapa mereka bersedih. Di tengah kakek-nenek tersebut ada seorang gadis kecil yang mereka khawatirkan. Susano'o bertanya pada mereka, "Siapa kamu dan apa yang kamu khwatirkan?" Kakek tersebut menjawab, "Aku adalah dewa atas dunia, namaku Ashi-nadzuchi. Ini isteriku, namanya Te-nadzuchi. Gadis ini adalah anak kami, namanya Puteri Kushinada (Kushinada-hime). Sebenarnya kami memiliki 8 anak perempuan, tetapi tahun demi tahun secara bergantian mereka dijadikan tumbal untuk ular berkepala delapan. Dan tahun ini, giliran anak ini yang harus ditumbalkan. Anak ini tidak mau melarikan diri, karena itu kami bersedih. Susano'o berkata, " Jika aku bisa menyelesaikan masalah ini, maukah kalian memberikan anak gadis kalian ini kepadaku?" Kakek itu menjawab, "Aku akan menuruti perkataanmu dan memberikan anak ini kepadamu." Maka dari itu, Susano'o mengubah Putri Kushinada menjadi sisir bergigi rapat dan menempelkannya pada rambut, sehingga rambutnya terikat.

MITOS IZANAGI DAN IZANAMI DALAM LEGENDA JEPANG
Izanagi & Izanami: Asal Usul Jepang

Dalam mitologi Jepang, 2 dewa-dewi Izanagi dan Izanami merupakan pencipta Jepang dan dewa-dewi lainnya.
Jadi, merekalah asal usul dari segala sesuatu yang ada di Jepang. Di sebuah mitologi penting di Jepang, diceritakan mereka turun ke Yomitsu Kuni, dunia bawah atau disebut juga dunia kegelapan. Cerita tentang Izanagi dan Izanami diceritakan dalam 2 karya: Kojiki (catatan kuno) dan Nihongi (sejarah Jepang).


Menurut legenda, setelah kemunculan mereka, Izanagi dan Izanami berdiri di jembatan yang melayang ke surga dan meributkan laut dengan tombak berhiaskan berlian. Ketika mereka mengangkat tombaknya, butiran-butiran air kembali menjadi air dan membentuk tanah pertama, pulau yang disebut Onogoro. Izanagi dan Izanami turun ke pulau tersebut dan menjadi suami-istri. Anak pertama mereka cacat, dan dewa-dewi lain berkata kalau itu terjadi karena Izanami berbicara dahulu sebelum suaminya saat acara pernikahannya (semacam tradisi Jepang).

Pasangan tersebut kemudian menikah kembali. Izanami melahirkan 8 anak, yang kemudian menjadi pulau-pulau di Jepang. Izanagi dan Izanami juga menciptakan banyak dewa dewi yang melambangkan gunung, lembah, air terjun, sungai, angin, dan kenampakan alam lainnya. Tetapi saat kelahiran Kagutsuchi, sang dewa api, Izanami terbakar.

Ketika Izanami meninggal, Izanami pergi ke Yomitsu Kuni. Izanagi memutuskan untuk turun ke Yomitsu Kuni dan menyelamatkan belahan jiwanya dari dunia kematian tersebut. Ketika mendekati gerbang Yomi, Izanami menyambut Izanagi dari bayang-bayang. Izanami memperingatkan agar Izanagi tidak melihat dirinya dan berkata bahwa ia akan merencanakan pelariannya dari Yomi (dewa Yomitsu Kuni). Karena sangat merindukan istrinya, Izanagi menyalakan obor untuk mencari Yomi, tetapi ia sangat kaget ketika melihat bahwa Izanami sudah menjadi mayat busuk. Tak tahan melihatnya, Izanagi kabur.

Izanami marah, lalu ia mengirim setan-setan wanita, 8 dewa petir, dan sepasukan tentara menakutkan untuk mengejar Izanagi. Izanagi berusaha keluar dan memblokir jalan antara Yomi dan tanah kehidupan dengan batu besar. Izanagi dan Izanami bertemu di sana dan mereka bercerai.

Izanagi merasa dirinya tidak suci setelah berkontak dengan dunia kematian. Karena itu, dia mandi utnuk menyucikan dirinya kembali. Sejumlah dewa-dewi, baik jahat maupun baik, muncul dari pakaian yang dibuang oleh Izanagi. Dewi matahari Amaterasu muncul dari mata kirinya, dewa bulan Tsukiyomi dari mata kanannya, dan Susano-o dari hidungnya.
Lalu, Izanagi membagikan kerajaannya kepada 3 anak kebanggaannya.



Sanada Yukimura dlam mitos jepang

Sanada Yukimura (
真田 幸村?) (? 1567 - 3 Juni 1615) adalah samurai Jepang, anak kedua dari daimyo Sanada Masayuki pada masa perang sipil/ periode Sengoku yang mengabdi pada klan Takeda. Nama lainnya adalah Sanada Nobushige (真田 信繁?) mengikuti nama adik Takeda Shingen, Takeda Nobushige yang adalah seorang prajurit yang berani dan terhormat.

Tahun 1582, aliansi Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu menghancurkan klan Takeda sehingga klan Sanada pun menyerah pada Oda Nobunaga.
Namun setelah Nobunaga terbunuh dalam Insiden Honouji, klan Sanada menjadi independen tanpa tuan. Mereka berturut-turut mengabdi pada klan-klan kuat pada masa itu seperti Uesugi, Hojo, dan Tokugawa. Tahun 1585, Yukimura dikirim sebagai sandera untuk klan Uesugi oleh ayahnya, dia tinggal disana dibawah pengawasan Suda Chikamitsu. Setelah kembali, dia menikahi salah seorang anak perempuan Otani Yoshitsugu.

Tahun 1600, Pertempuran Sekigahara meletus antara pasukan barat yang dipimpin Ishida Mitsunari, wali klan Toyotomi dan pasukan timur yang dipimpin Tokugawa Ieyasu. Dalam pertempuran ini Yukimura dan ayahnya, Masayuki berpihak pada pasukan barat, namun kakaknya, Sanada Nobuyuki berpihak pada Tokugawa. Yukimura meraih popularitasnya dalam pertahanan Kastil Ueda dimana dia menahan 40.000 tentara yang dipimpin Tokugawa Hidetada hanya dengan 2000 orang. Tokugawa Ieyasu hampir menghukum mati seluruh klan Sanada karena perlawanan mereka yang keras itu, namun karena memandang Nobuyuki yang berpihak padanya, dia hanya mengasingkan Yukimura dan Masayuki ke Kudoyama, provinsi Kii. Disana, Masayuki meninggal, desas-desus mengatakan dia dibunuh atas perintah Tokugawa Ieyasu.

Duabelas tahun kemudian, hubungan antara klan Tokugawa dan Toyotomi mulai memanas kembali, Ieyasu merasa Toyotomi Hideyori yang telah menginjak usia dewasa menjadi ancaman baginya. Klan Toyotomi sendiri juga mulai menghimpun kekuatan kembali untuk membalas kekalahan di Sekigahara, mereka merekrut para ronin/ samurai tak bertuan untuk menghadapi Tokugawa. Tahun 1614, Yukimura meloloskan diri dari Kii dan mengabdikan diri pada Toyotomi. Musim dingin tahun itu, Kastil Osaka kediaman Toyotomi dikepung. Yukimura memperkuat pertahanan di sebelah selatan kastil yang lemah, dari sini dia bertempur dengan pasukan Tokugawa dengan menggunakan senjata api. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang bertahan dengan gigih menahan 10.000 pasukan Tokugawa selama sebulan. Menghadapi situasi ini, Tokugawa menawarkan negosiasi damai. Hideyori menerima negosiasi ini sehingga memberi kesempatan bagi Tokugawa untuk menghimpun kekuatan untuk mengadakan penyerangan lagi tahun berikutnya.

Mei 1915, dalam Pertempuran Musim Panas Osaka, Yukimura tidak lagi bertempur secara defensif, kali ini dia melancarkan penyerbuan berskala besar langsung ke posisi penting pasukan musuh. Serbuannya begitu dahsyat sehingga beberapa kali berhasil menerobos kemah utama Tokugawa. Bahkan konon kabarnya Tokugawa sendiri hampir melakukan bunuh diri karenanya, namun cerita ini sepertinya hanya dramatisasi saja. Yukimura menerobos kemah utama sebanyak tiga kali dan hampir mendekati Tokugawa dalam jarak beberapa meter saja. Dalam kepungan pasukan Tokugawa dia bertempur dengan gagah berani. Namun dia harus tumbang karena jumlah pasukan musuh yang demikian banyaknya, tubuhnya sudah lelah dan penuh luka. Dalam kondisi demikian, dia membuka helmnya dan berseru “Aku Sanada Yukimura, seorang musuh yang sepadan dengan kalian, namun aku sudah terlalu lelah untuk bertempur !”. Seorang samurai Tokugawa, Nishio Nizaemon menerjang ke arahnya dan mengakhiri hidupnya.

Yukimura adalah seorang jago pedang, ahli strategi dan jendral berbakat yang disegani kawan maupun lawan.
Tokugawa sendiri mengaguminya dan memendam rasa takut padanya hingga ajalnya. Kematiannya yang heroik membuatnya dianggap sebagai prajurit terhebat dan tokoh paling populer dalam periode Sengoku. Dia seringkali dijuluki pahlawan yang muncul setiap seratus tahun sekali. Legenda mengatakan dia juga anggota salah satu perkumpulan ninja dan mempunyai sepuluh bawahan yang dikenal sebagai Sepuluh Pendekar Sanada yang adalah kaum ninja, mereka adalah :

1.Sarutobi Sasuke
2.Kirigakure Saizo
3.Miyoshi Sekai
4.Miyoshi Isa
5.Anayama Kosuke
6.Unno Rokuro
7.Kakei Juzo
8.Nezu Jinpachi
9.Mochizuki Rokuro
10.Yuri Kamanosuke



legenda jiraiya goketsu monogatari

Jiraiya (
児雷也 - berarti "semangant muda" atau young thunder), adalah tokoh utama dari cerita legenda Jepang, Jiraiya Goketsu Monogatari (児雷也豪傑物語, "Legenda Jiraiya si Pemberani"). Ia adalah seorang ninja yang bisa mengubah wujudnya menjadi seekor katak besar. Jiraiya merupakan suami dari Tsunade, seorang wanita muda yang cantik yang dapat mengubah bentuk tubuhnya menjadi seekor siput besar. Musuh utamanya adalah seorang mantan muridnya, Orochimaru, yang memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi ular.



Mitos Kuchisake-Onna:

Kuchisake-Onna (hantu wanita bermulut sobek) sering muncul di malam hari. Ia biasanya mengganggu orang yang sedang mabuk atau orang yang pulang kerja malam. Ciri-cirinya adalah ia terlihat seperti seorang gadis cantik yang memakai masker.

Kuchisake-Onna menghisap darah manusia layaknya vampire. Tapi kalau mangsanya anak-anak, maka ia telan bulat-bulat. Biasanya saat mendekati mangsanya ia bertanya "Apakah aku cantik?". Jika orang menjawab "iya", maka dia akan membuka maskernya lalu bertanya lagi "Kalau begini apakah aku masih kelihatan cantik?". Nah, pada saat itulah biasanya mangsanya takut dan menjawab tidak, maka ia akan memangsa orang itu.

Sejarah dan cara menangkal Kuchisake-onna:
Banyak mitos tentang asal-usul Kuchisake-Onna, antara lain:
1. Dulu ada seorang wanita istri seorang samurai. Mereka saling menyayangi. Tapi suatu hari istrinya selingkuh.
Setelah suaminya tau, ia pun dikutuk oleh suaminya menjadi hantu mulut robek.

2. Seorang wanita yang dioperasi, tapi dokternya malah melakukan kesalahan sehingga membuat mulut wanita itu robek. Wanita itupun marah dan membunuh si dokter. Akhirnya, ia dibunuh oleh masyarakat.

Cara terbaik untuk menghindari kuchisake-onna adalah jangan pulang larut malam. Kalau bertemu, jawablah pertanyaan keduanya dengan "begitulah" sehingga iapun menjadi bingung. Dengan begini, kita bisa lari darinya .

Momotarō (桃太郎?) adalah cerita rakyat Jepang yang mengisahkan anak laki-laki super kuat bernama Momotarō yang pergi membasmi raksasa. Diberi nama Momotarō karena ia dilahirkan dari dalam buah persik (momo), sedangkan "Tarō" adalah nama yang umum bagi laki-laki di Jepang.
Dari nenek, Momotarō mendapat bekal kue kibidango. Di perjalanan, anjing, monyet, dan Burung Pegar ikut bergabung sebagai pengikut Momotarō karena diberi kue.
1. Ringkasan cerita
Di zaman dulu kala, hiduplah seorang kakek dan nenek yang tidak punya anak. Ketika nenek sedang mencuci di sungai, sebutir buah persik yang besar sekali datang dihanyutkan air dari hulu sungai. Buah persik itu dibawanya pulang ke rumah untuk dimakan bersama kakek. Dipotongnya buah persik itu, tapi dari dalamnya keluar seorang anak laki-laki. Anak itu diberi nama Momotarō, dan dibesarkan kakek dan nenek seperti anak sendiri. Momotarō tumbuh sebagai anak yang kuat dan mengutarakan niatnya untuk membasmi raksasa. Pada waktu itu memang di desa sering muncul para raksasa yang menyusahkan orang-orang desa. Momotarō berangkat membasmi raksasa dengan membawa bekal kue kibidango. Di tengah perjalanan menuju pulau raksasa, Momotarō secara berturut-turut bertemu dengan anjing, monyet, dan burung pegar. Setelah menerima kue dari Momotarō, anjing, monyet, dan burung pegar mau menjadi pengikutnya. Di pulau raksasa, Momotarō bertarung melawan raksasa dengan dibantu anjing, monyet, dan burung pegar. Momotarō menang dan pulang membawa harta milik raksasa.


Literatur klasik:
Kojiki | Nihon Shoki | Otogizōshi | Konjaku Monogatari
Cerita rakyat:
Urashima Tarō |
Kintarō | Momotarō | Tamamo-no-Mae
Kami:
Izanami | Izanagi | Amaterasu
Susanoo | Ama-no-Uzume
Kepercayaan rakyat:
Inari | Ebisu | Oni | Tujuh Dewa Keberuntungan
Makhluk legenda:
Kappa | Tengu | Tanuki | Kitsune | Yōkai | Tsuchinoko
Cerita hantu:
Oiwa | Okiku

Cerita Rakyat Jepang: Putri Kaguya

Putri Kaguya (Kisah Putri Kaguya) atau Taketori monogatari (Kisah Pengambil Bambu) adalah cerita rakyat Jepang yang tertua. Kisah seorang anak perempuan yang ditemukan kakek pengambil bambu dari dalam batang bambu yang bercahaya.

Di zaman dulu hiduplah seorang kakek bersama istrinya yang juga sudah tua. Kakek bekerja dengan mengambil bambu di hutan. Bambu dibuatnya menjadi berbagai barang, dan orang-orang menyebutnya Kakek Pengambil Bambu. Pada suatu hari, ketika kakek masuk ke hutan bambu, terlihat sebatang bambu yang pangkalnya bercahaya. Kakek merasa heran dan memotong batang bambu tersebut. Keluar dari dalam batang bambu, seorang anak perempuan yang mungil, tingginya cuma sekitar 9 cm tapi manis dan lucu. Anak perempuan tersebut dibawanya pulang dan dibesarkannya seperti anak sendiri. Sejak itu, setiap hari kakek selalu menemukan emas dari dalam batang bambu. Kakek dan nenek menjadi kaya. Dalam 3 bulan, anak perempuan yang dibesarkan tumbuh menjadi seorang putri yang sangat cantik. Kecantikan putri ini sulit ditandingi, begitu cantiknya sehingga perlu diberi nama. Orang-orang menyebutnya Putri Kaguya (Nayotake no kaguya hime).

Berita kecantikan Putri Kaguya tersebar ke seluruh negeri. Pria dari berbagai kalangan, mulai dari bangsawan hingga rakyat biasa, semuanya ingin menikahi Putri Kaguya. Mereka datang berturut-turut ke rumah Putri Kaguya untuk meminangnya, namun terus menerus ditolak oleh Putri Kaguya. Walaupun tahu usaha mereka sia-sia, para pria yang ingin menikahi Putri Kaguya terus bertahan di sekeliling rumah Putri Kaguya. Satu per satu dari mereka akhirnya menyerah, dan tinggal 5 orang pria yang tersisa, yang semuanya pangeran dan pejabat tinggi. Mereka tetap bersikeras ingin menikahi Putri Kaguya, sehingga Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya, "Perempuan itu menikah dengan laki-laki. Tolong pilihlah dari mereka yang ada." Dijawab Putri Kaguya dengan, "Aku hanya mau menikah dengan pria yang membawakan barang yang aku sebutkan, dan sampaikan ini kepada mereka yang menunggu di luar."

Ketika malam tiba, pesan Putri Kaguya disampaikan kepada kelima pria yang menunggu. Pelamar masing-masing diminta untuk membawakan barang yang mustahil didapat, mangkuk suci Buddha, dahan pohon emas berbuah berkilauan, kulit tikus putih asal kawah gunung berapi, mutiara naga, dan kulit kerang bercahaya milik burung walet. Pelamar pertama kembali membawa mangkuk biasa, pelamar kedua membawa barang palsu buatan pengrajin, dan pelamar ketiga membawa kulit tikus biasa yang mudah terbakar. Semuanya ditolak Putri Kaguya karena tidak membawa barang yang asli. Pelamar keempat menyerah akibat dihantam badai di perjalanan, sedangkan pelamar kelima tewas akibat patah pinggang. Berita kegagalan ini terdengar sampai ke kaisar yang menjadi ingin bertemu dengan Putri Kaguya. Kakek Pengambil Bambu membujuk Putri Kaguya agar mau menikah dengan kaisar, tapi Putri Kaguya tetap menolak dengan berbagai alasan. Putri Kaguya bahkan tidak mau memperlihatkan dirinya di depan kaisar. Kaisar akhirnya memutuskan untuk menyerah setelah saling bertukar puisi dengan Putri Kaguya.

Musim gugur pun tiba. Putri Kaguya menghabiskan malam demi malam dengan memandangi bulan sambil menangis. Kalau ditanya kenapa menangis, Putri Kaguya tidak mau menjawab. Namun ketika bulan 9 tanggal 15 (bulan September) semakin dekat, tangis Putri Kaguya makin menjadi. Putri Kaguya akhirnya mengaku, "Aku bukan manusia bumi, tanggal 15 ini di saat bulan purnama, aku harus kembali ke bulan." Identitas sebenarnya Putri Kaguya disampaikan kepada kaisar. Prajurit-prajurit gagah berani diutus kaisar untuk melindungi Putri Kaguya dari jemputan orang bulan. Malam bulan purnama itu pun tiba, sekitar jam 2 malam, dari langit turun orang-orang bulan. Para prajurit dan Kakek Pengambil Bambu tidak mampu mencegah mereka membawa Putri Kaguya kembali ke bulan. Putri Kaguya adalah penduduk ibu kota bulan yang sedang menjalani hukuman buang ke bumi. Sebagai tanda mata, Putri Kaguya memberikan obat hidup kekal (tidak pernah mati) kepada kaisar. Namun tanpa Putri Kaguya, kaisar tidak merasa perlu hidup selama-lamanya. Diperintahkannya obat tersebut untuk dibakar di Suruga, di atas puncak gunung tertinggi di Jepang. Gunung tersebut kemudian disebut "Fushi no Yama," dan akhirnya disebut "Fujiyama" (Gunung Fuji). Obat yang dibakar di atas gunung kabarnya membuat Gunung Fuji selalu mengeluarkan asap hingga sekarang.

Kintaro



Kintaro (金太郎, Kintarō?) adalah tokoh cerita rakyat Jepang berupa anak laki-laki bertenaga superkuat. Ia digambarkan sebagai anak laki-laki sehat yang memakai rompi merah bertuliskan aksara kanji (emas). Di tangannya, Kintaro membawa kapak (masakari) yang disandarkan ke bahu. Ia juga kadang-kadang digambarkan sedang menunggang beruang.
Cerita Kintaro dikaitkan dengan perayaan hari anak laki-laki di Jepang. Kintaro dijadikan tema boneka bulan lima (gogatsu ningyō) yang dipajang untuk merayakan Hari Anak-anak. Orang tua yang memajang boneka Kintaro berharap anak laki-lakinya tumbuh sehat, kuat, dan berani seperti Kintaro. Selain itu, Kintaro sering digambarkan menunggang ikan koi pada koinobori.
Cerita Kintaro konon berasal dari kisah masa kecil seorang samurai bernama Sakata Kintoki (坂田公時 atau 坂田金時?) dari zaman Heian. Menurut legenda, ibunya adalah seorang Yama-uba (wanita dari gunung, atau yamamba) yang hamil akibat perbuatan dewa petir Raijin. Kisah lain mengatakan, ibunya melahirkan bayi Kintaro dari hasil hubungannya dengan seekor naga merah.

Legenda

Menurut catatan Kuil Kintaro di kota Oyama, Shizuoka, Kintaro konon lahir bulan 5 tahun 965. Ibunya bernama Yaegiri, putri dari ahli ukir bernama Jūbei yang bekerja di Kyoto. Kintaro adalah anaknya dengan pekerja istana bernama Sakata Kurando. Setelah mengandung, Yaegiri pulang ke kampung halaman untuk melahirkan Kintaro. Namun setelah itu, Yaegiri tidak lagi kembali ke Kyoto karena ayah Kintaro sudah meninggal dunia.
Kintaro dibesarkan ibunya di kampung halamannya di Gunung Ashigara. Kintaro tumbuh sebagai anak yang kuat, namun ramah dan berbakti kepada ibunya. Setelah besar, Kintaro bergulat sumo melawan beruang di Gunung Ashigara.
Kintaro bertemu dengan Minamoto no Yorimitsu di puncak Gunung Ashigara pada 28 April 976. Yorimitsu menjadikan Kintaro sebagai pengikutnya setelah mengetahui kekuatan fisik Kintaro yang luar biasa. Setelah namanya diganti menjadi Sakata Kintoki, ia bertugas di Kyoto, dan menjadi salah satu dari 4 pengawal Yorimitsu yang disebut kelompok Shitennō. Ketiga rekannya yang lain adalah Watanabe no Tsuna, Urabe no Suetake, dan Usui Sadamitsu. Kelompok Shitennō disebut dalam literatur klasik Konjaku Monogatari yang terbit sekitar 100 tahun setelah wafatnya Minamoto no Yorimitsu. Ketiga rekannya bisa dipastikan memang benar pernah ada, tapi Sakata Kintoki tidak pernah bisa dibuktikan keberadaannya.[1]
Pada 28 April 990, Kintoki berhasil mengusir oni bernama Shuten Dōji yang tinggal di Gunung Ōe, Provinsi Tamba (sekarang kota Fukuchiyama, Prefektur Kyoto). Shuten Dōji perlu disingkirkan karena masuk ke kota membuat kekacauan. Sewaktu menghadapi Shuten Dōji, Yorimitsu bersama keempat pengawalnya (termasuk Kintoki) menyamar sebagai biksu Yamabushi. Shuten Dōji ditaklukkan dengan sake yang dicampur obat tidur.
Pada 11 Januari 1012, Sakata Kintoki, 55 tahun, meninggal dunia di Mimasaka (sekarang kota Shōō, Prefektur Okayama) akibat panas tinggi. Pada waktu itu, Kintoki sedang dalam perjalanan menuju Kyushu untuk menumpas pemberontak. Penduduk setempat menjadikannya panutan, dan mendirikan sebuah kuil untuknya (sekarang disebut Kuil Kurigara).

Gunung Kachi-kachi


Gunung Kachi-kachi (かちかち山, Kachi-kachi yama?) adalah cerita rakyat Jepang tentang kelinci yang menghukum tanuki karena perbuatannya membunuh nenek teman kelinci.
Kata "kachi-kachi" merupakan onomatope dari bunyi beradunya batu api yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi "kachi-kachi". Cerita versi aslinya dianggap terlalu kejam, sehingga beredar versi cerita yang lebih halus. Akhir cerita juga sering diganti dengan kelinci menolong tanuki yang hampir tenggelam dan hidup rukun bersama-sama.

Naskah asli

Versi asli cerita ini awalnya hanya mengisahkan tanuki sebagai bulan-bulanan balas dendam kelinci. Perbuatan jahat tanuki baru ditambahkan sebagai bagian awal cerita di zaman Edo. Maksudnya sebagai pembenaran atas perbuatan balas dendam kelinci yang dipindahkan ke bagian tengah hingga akhir cerita. Orang di zaman Edo sangat menyukai cerita seperti ini karena mengandung ajaran moral mengenai kesetiaan dan pihak yang jahat pantas dihukum.

Jalan cerita

Di zaman dulu hidup sepasang kakek dan nenek. Setiap kali kakek bekerja di ladang, tanuki datang mengganggu dengan bernyanyi-nyanyi. Lirik lagu yang dinyanyikan tanuki berisi kutukan agar panen gagal. Bukan cuma itu, tanuki juga menggali dan memakan bibit ubi yang ditanam kakek di ladang. Kakek sangat marah dan memasang perangkap. Tanuki masuk perangkap, diikat, dan dibawa pulang. Setelah diletakkan di dapur, kakek kembali ke ladang. Nenek yang menjumpai tanuki di dapur setuju untuk melepasnya, karena sudah dibohongi tanuki yang berjanji membantu membereskan rumah. Setelah terlepas, tanuki malah memukuli nenek dan membunuhnya. Daging si nenek dimasak tanuki menjadi sup. Kepulangan kakek dari ladang disambut tanuki yang sudah berubah wujud menjadi si nenek. Kakek memakan sup yang disuguhkan "nenek" dengan enaknya. Setelah sup habis dimakan, "nenek" kembali berubah wujud menjadi tanuki dan menceritakan segalanya. Sambil tertawa-tawa, tanuki pulang ke gunung.
Kelinci sahabat si kakek mendengar peristiwa ini dan memutuskan untuk membalas dendam. Tanuki kebetulan kenal dengan kelinci dan percaya saja dengan ajakan kelinci untuk mengumpulkan kayu bakar dengan imbalan uang. Setelah ranting kering terkumpul, Tanuki berjalan di muka sambil memanggul ikatan ranting kering. Kelinci mengikuti dari belakang karena ia ingin membakar ranting kering di punggung tanuki. Tanuki bisa mendengar suara "crek-crek" dari dua buah batu api yang dibentur-benturkan kelinci, tapi pandangannya terhalang ranting kering yang sedang dipanggulnya. "Bunyi apa itu 'crek-crek'?" tanya tanuki. Kelinci menjawab, "Oh, itu suara burung Crek-crek dari Gunung Crek-crek yang ada di sebelah sana."
Setelah berhasil membakar punggung tanuki, kelinci menjenguk tanuki yang sedang sakit luka bakar. Tanuki diberi mustard yang menurut kelinci adalah salep obat luka bakar. Mustard yang dioleskan pada luka bakar di punggung tanuki makin membuat tanuki kesakitan.
Di akhir cerita, tanuki diajak kelinci pergi memancing di danau. Perahu yang dinaiki kelinci dibuat dari kayu, tapi tanuki diberi perahu yang dibuat dari lumpur. Terkena air, perahu lumpur menjadi lunak dan tenggelam. Tanuki berenang sekuat tenaga ke tepian, tapi dipukuli kelinci dengan dayung dan mati tenggelam.

Urashima Taro



Urashima Tarō (浦島太郎?) adalah legenda Jepang tentang seorang nelayan bernama Urashima Tarō. Ia diundang ke Istana Laut (Istana Ryūgū) setelah menyelamatkan seekor penyu.
Dalam catatan sejarah Provinsi Tango (Tango no kuni fudoki) terdapat cerita berjudul Urashima no ko (浦嶼子?)[1], tapi menceritakan tentang delapan bidadari yang turun dari langit. Selain itu, kisah Urashima Tarō disebut dalam Nihon Shoki dan Man'yōshū[1]. Cerita yang sekarang dikenal orang adalah versi Otogizōshi asal zaman Muromachi. Seperti lazimnya cerita rakyat, berbagai daerah di Jepang masing-masing memiliki cerita versi sendiri tentang Urashima Tarō.
Kehidupan Urashima Tarō di Istana Laut seperti diceritakan dalam Otogizōshi dianggap tidak cocok untuk anak-anak, sehingga dipotong ketika dijadikan cerita anak. Pada tahun 1910, Kementerian Pendidikan Jepang memasukkan cerita Urashima Tarō ke dalam buku teks resmi bagi murid kelas 2 sekolah dasar, dan terus bertahan dalam buku teks selama 40 tahun.[1]

Jalan cerita

Versi Otogizōshi

Di Provinsi Tango, hidup seorang nelayan bernama Urashima Tarō. Pada suatu hari, ia pergi memancing namun yang terkail adalah seekor penyu. Tarō melepas penyu tersebut kembali ke laut setelah teringat, "penyu katanya bisa hidup hingga 10.000 tahun, kasihan kalau dibunuh." Beberapa hari kemudian, seorang wanita mendekati pantai dengan mendayung sendiri perahunya. Seorang tetua meminta Tarō untuk menyambut wanita yang ternyata adalah pelayan seorang putri. Sebagai ucapan terima kasih atas penyu yang telah ditolong, Tarō diundang pergi ke Istana Laut. Ditemani pelayan sang putri, Tarō naik perahu menuju ke Istana Laut. Setibanya di sana, Tarō disambut sang putri, dan hidup bersamanya selama 3 tahun. Namun, Tarō ingin pulang karena cemas dengan ayah dan ibu yang ditinggalkan di kampung halaman. Sang putri akhirnya mengaku bahwa dirinya adalah penyu yang pernah ditolong Tarō. Sebagai hadiah perpisahan, sang putri memberikan sebuah kotak perhiasan (tamatebako). Setelah Tarō tiba di kampung halaman, desa yang dulu ditinggalinya ternyata sudah tidak ada lagi. Setelah bertanya ke sana ke mari, Tarō diberi tahu bahwa di atas bukit terdapat makam Tarō dan kedua orang tuanya. Tarō begitu sedih, dan membuka kotak dari sang putri. Asap keluar sebanyak tiga kali dari dalam kotak. Tarō berubah menjadi seekor burung jenjang, dan terbang menghilang.
Dalam Otogizōshi, Istana Laut tidak berada di dasar laut, melainkan di daratan atau di pulau lain.

Versi turunan dari Otogizōshi

Seorang nelayan bernama Urashima Tarō menolong seekor penyu yang sedang disiksa sekawanan anak-anak. Sebagai rasa terima kasih telah ditolong, penyu mengajak Tarō berkunjung ke Istana Laut. Dengan menunggang penyu, Tarō pergi ke Istana Laut yang ada di dasar laut. Di sana, Tarō bertemu putri jelita di Istana Laut yang bernama Putri Oto. Bagaikan mimpi, Tarō ditemani Putri Oto selama beberapa hari. Hingga akhirnya Tarō ingin pulang. Putri Oto mencegahnya, tapi tahu usahanya akan sia-sia. Putri Oto memberinya sebuah kotak perhiasan (tamatebako), dan berpesan agar kotak tidak dibuka. Dengan menunggang seekor penyu, Tarō tiba kembali di kampung halamannya. Namun semua orang yang dikenalnya sudah tidak ada. Tarō merasa heran, lalu membuka kotak hadiah dari Putri Oto. Asap keluar dari dalam kotak, dan seketika Tarō berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tua. Menurut perhitungan waktu di dasar samudra, Tarō hanya tinggal selama beberapa hari saja. Namun menurut waktu di daratan, Tarō pergi selama 700 tahun.
Dalam cerita versi ini, nasib Tarō selanjutnya tidak diceritakan.

Versi Man'yōshū

Dalam Man'yōshū volume 9 terdapat prosa karya Takahashi no Mushimaro yang merupakan prototipe kisah Urashima Tarō. Kisahnya tentang Urashima no ko dari Mizu no e. Sepulangnya dari memancing ikan selama 7 hari, ia bertemu dengan putri dewa laut bernama Putri Penyu. Setelah akrab, keduanya menikah dan hidup di istana dewa laut. Setelah tinggal di sana selama 3 tahun, ia ingin pulang memberitahukan kabar bahagia tentang pernikahannya kepada ayah dan ibunya. Sebelum berangkat, sang putri memberinya sebuah kotak yang disebut tamatebako. Setibanya di kampung halaman, desa, penduduk desa, dan rumah yang dulu ditinggalinya sudah tidak ada. Ia berpikir kalau kotak hadiah dari putri dibuka, semuanya akan kembali seperti semula. Ketika kotak dibuka, asap keluar, dan seketika rambutnya menjadi beruban semua. Urashima no ko sudah menjadi laki-laki yang sangat tua dan meninggal.

Periuk Bunbuku



Periuk Bunbuku (分福茶釜 atau 文福茶釜, Bunbuku chagama, Bunpuku chagama?, periuk teh pembagi keuntungan) adalah legenda asal kota Tatebayashi, Prefektur Gunma yang secara turun temurun dikisahkan sebagai dongeng di Jepang. Tanuki tampil sebagai tokoh utama, bisa berganti wujud dan menipu manusia.
Sejak zaman dulu, kuil Morinji yang terletak di selatan kota Tatebayashi memiliki periuk (chagama) untuk memasak air sewaktu membuat teh. Periuk ini merupakan kesayangan seorang bhiksu yang bernama Shukaku yang tinggal di sana antara tahun 1394 sampai tahun 1428. Menurut legenda, sekali periuk diisi dengan air, air di dalam periuk tidak akan habis walaupun air terus diambili dari dalam periuk.
Salah satu cerita mengatakan bahwa periuk ini diberi nama "Bunbuku" karena periuk ini bisa membagi-bagi (, wakeru?) keberuntungan (, fuku?). Cerita lain mengatakan "Bunbuku" berasal dari onomatope bunyi periuk berisi air yang sedang mendidih yang berbunyi "buku-buku".

Jalan cerita

Di suatu hari, seorang laki-laki miskin menemukan tanuki di dalam perangkap. Merasa kasihan, binatang itu dilepaskannya. Di malam hari, ia didatangi tanuki yang telah ditolongnya. Sebagai tanda terima kasih, tanuki mengubah diri menjadi periuk agar bisa dijual untuk mendapatkan uang. Keesokan harinya, periuk itu dijual kepada seorang bhiksu. Tiba di rumah, periuk langsung dipakai untuk memasak air. Setelah api dinyalakan, tanuki kepanasan dan langsung loncat dari perapian. Dalam wujud setengah tanuki setengah periuk, tanuki lari pulang. Tanuki masih ingin mendapatkan uang lagi dan mengusulkan untuk membuka pertunjukan akrobat. Atraksi berupa periuk (tanuki) yang berjalan di atas tali. Pertunjukan mendatangkan banyak uang dan tanuki pun ikut senang tidak sendirian lagi.
Dalam cerita lain, tanuki berubah wujud menjadi bhiksu penjaga kuil bernama Shukaku yang memiliki periuk ajaib. Periuk ini bila diisi air tidak akan pernah kering. Tanuki yang diceritakan mengubah diri menjadi periuk merupakan keanehan, karena biasanya Yōkai (makhluk halus) dipercaya takut dengan besi.

Issun Bōshi


Issun Bōshi (一寸法師?, Biksu Tiga Sentimeter) adalah cerita rakyat Jepang tentang pendekar berukuran tubuh tiga sentimeter. Senjatanya berupa katana dari sebatang jarum, sedangkan perahunya adalah mangkuk dari kayu yang didayung dengan sumpit. Cerita Issun Bōshi yang umum dikenal orang berasal dari buku cerita bergambar Otogizōshi.
Tahun penulisan cerita Issun Bōshi tidak diketahui, namun diperkirakan berasal dari paruh kedua zaman Muromachi. Berdasarkan ukuran fisik Issun Bōshi yang sangat kecil, kisah mitologi Jepang tentang Sukunahikona diperkirakan menjadi sumber bagi cerita ini.

Jalan cerita

Menurut cerita Issun Bōshi yang umum diketahui orang, pasangan suami istri lanjut usia yang tidak punya anak memohon kepada Sumiyoshi no Kami agar diberi anak. Permintaan mereka dikabulkan, dan lahir seorang anak yang tinggi tubuhnya hanya 1 sun (ukuran panjang yang setara dengan 3 cm). Anak itu ternyata tidak mau besar-besar, dan tingginya tetap 3 cm sehingga diberi nama Issun Bōshi yang berarti "biksu satu sun".
Pada suatu hari, Issun Bōshi ingin menjadi samurai. Ia pergi ke Kyoto membawa pedangnya berupa sebatang jarum, dan berlayar dengan perahu dari mangkuk kayu yang didayung dengan sebilah sumpit. Di Kyoto, ia diterima bekerja oleh sebuah keluarga yang tinggal di rumah besar dan mewah. Ketika putri dari keluarga tersebut ingin pergi ke kuil, Oni bermaksud menculiknya. Issun Bōshi berkelahi dengan Oni untuk melindungi sang putri. Oni menelan tubuh Issun Bōshi. Bagian dalam perut Oni ditusuk-tusuk oleh Issun Bōshi. Oni yang merasa kesakitan meminta Issun Bōshi untuk berhenti menusuk-nusuknya. Oni menyerah dan memuntahkan kembali Issun Bōshi.
Oni melarikan diri ke gunung setelah meninggalkan sebuah palu ajaib. Palu itu disebut Uchide no Kozuchi yang bisa mengabulkan permintaan atau mengeluarkan uang bila diayunkan. Issun Bōshi menggunakan palu ajaib untuk mengubah tubuhnya menjadi seukuran laki-laki dewasa. Issun Bōshi menikahi sang putri dan hidup bahagia selamanya. Mereka berdua bisa mendapat makanan enak dan uang berlimpah hanya dengan mengayunkan palu ajaib.
Cerita asli Issun Bōshi dalam Otogizōshi dikisahkan sedikit berbeda:
·       Pasangan suami istri lanjut usia merasa ketakutan setelah badan Issun Bōshi tidak juga menjadi besar, dan Issun Bōshi meninggalkan rumah orang tuanya.
·       Di Kyoto, Issun Bōshi tinggal di rumah pejabat saishō (kanselir)
·       Issun Bōshi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak perempuan dari keluarga tempatnya bekerja. Ia ingin menikahinya tapi keinginannya tidak tercapai karena tubuhnya kecil. Issun Bōshi menyusun sebuah rencana. Beras persembahan diambilnya dari altar, dan ditempelkannya di bibir sang putri. Sesudah itu, ia pura-pura menangis. Sambil membawa kantong beras, ia melapor kepada sang majikan (ayah sang putri) bahwa beras miliknya dicuri sang putri. Ayah sang putri begitu marah dan hendak membunuh putrinya. Issun Bōshi mencegahnya, dan mengajak sang putri untuk pergi jauh dari rumah.
·       Perahu yang ditumpangi Issun Bōshi bersama sang putri terbawa angin hingga terdampar di pulau yang dihuni Oni. Issun Bōshi ditelan Oni, tapi tidak mati karena badannya kecil. Ia bisa keluar-masuk dari mata Oni sehingga Oni menjadi takut. Palu ajaib yang dibawanya ditinggal, dan Oni pergi melarikan diri.
·       Berita tentang Issun Bōshi tersebar luas. Ia dipanggil ke istana, dan kaisar mengangkatnya sebagai pejabat tinggi.



1 komentar:

  1. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-anda-harus-berhenti-bersikap.html

    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus